ADA gula ada semut. Peribahasa ini sepertinya pas dikenakan untuk usaha Florentina Tribangun (65). Awalnya, ia hanya mengonsumsi sendiri tepung mata besar, buatannya. Namun, ketika orang-orang di dekatnya mengetahui manfaatnya, mereka datang untuk membeli.
Bergulat dengan tepung mata beras organik, bagi umat paroki St Maria Fatima, Magelang ini, bukanlah hal yang baru. Semua berawal dari lokakarya Hari Pangan Sedunia tahun 1993 dengan ‘Kembali ke Alam’ di Boyolali. Kala itu ia masih memangku ketua WKRI Kevikepan Kedu. Dengan lokakarya ini, perempuan yang berhobi tani ini, seakan sadar bahwa segala olah pertanian, termasuk menanam padi itu harus kembali ke alam. “Sejak saat itu saya mengubah cara tanam saya dari konvensional kepada organik,” ungkapnya di rumahnya di Jl Kebonsari I/8, Magelang.
Florentina T atau Bu Djuwahir |
Ada tiga alasan mengapa Bu Djuwahir, sapaannya, menanam padi secara organik. Pertama, sebagai umat Katolik ia terpanggil untuk turut melestarikan lingkungan alam. Kedua, dengan organik ia berharap hasil produksinya dapat benar-benar bermanfaat bagi semua orang. Dan selanjutnya, ia ingin mencari nafkah dan memberikan makanan sehat bagi keluarganya. Ia hanya menggunakan pupuk Kascing dari Rm Tan, dan pupuk sisa olahan jamu.
Setelah memastikan bahwa beras hasil pertaniannya sungguh-sungguh organik dan masyarakat mengakuinya, baru pada tahun 2007 ia mencoba mengolah beras organik menjadi tepung mata beras. “Awalnya sih untuk konsumsi sendiri,” imbuhnya.
Lalu mengapa ‘mata beras’? Apa itu mata beras?
Kandungan mata beras
Selain karbohidrat, beras juga mengandung protein, vitamin, dan mineral. Vitamin yang dikandung oleh beras yaitu Vitamin B-1 (Tiamin) banyak terdapat pada bagian kulit arinya (Bekatul). Sayangnya kandungan gizi beras tersebut seringkali hilang akibat proses penggilingan (dislep). Karena itu diperkirakan beras yang dikonsumsi sehari-hari telah mengalami penurunan kandungan gizi. Hal ini diperparah saat beras dicuci terlalu lama ketika akan dimasak.
Mata Beras adalah bagian kedua setelah kulit padi atau calon lembaga kulit. Orang biasa menyebutnya ‘pecah kulit’.Untuk mendapatkan mata beras, maka penggilingan dilakukan satu kali saja, untuk membuang kulitnya. Kandungan gizi kulit beras 29%, mata beras 66%, dan isinya 5%.
Mata Beras tidak hanya kaya vitamin dan mineral, namun juga tinggi kandungan seratnya yang bermanfaat dalam proses pencernaan makanan dan mencegah terjadinya proses keganasan dalam usus. Hal ini menjadikannya sebagai 100% makanan alami.
Manfaat Mata Beras antara lain, menurunkan Kadar Gula dalam Darah (Diabetes), menurunkan Kolesterol & Trigliserida, mengatasi keluhan asma, batuk & radang lambung, asam urat, lambung, dan masih banyak lagi.
Sebelum secara resmi memulai usahanya, Bu Djuwahir melakukan uji laboratorium terlebih dahulu untuk memastikan secara klinis kualitas usahanya. Selain itu ia melengkapinya dengan ijin dari Departemen Perdagangan dan Industri.
Proses
Proses penggilingan. |
Proses produksi dimulai dari penggilingan (slep) padi. Padi dislep satu kali supaya menghasilkan butiran mata beras. Proses selanjutnya adalah sangrai mata beras selama 1 ¼ jam. Satu jam menggunakan api besar, 10 menit dengan api kecil, 5 menit terakhir pendinginan. Tujuan sangrai adalah supaya butiran beras menjadi kering dan mudah ditumbuk. Proses sangrai dilakukan oleh mesin sangrai.
Proses berikutnya adalah penghalusan atau penumbukan. Proses ini berfungsi untuk menghasilkan tepung mata beras. Untuk 1 kg mata beras setelah digiling akan menghasilkan sekitar 8 ons tepung mata beras.
Sebelum masuk dalam pengemasan plastik, tepung diayak atau disaring. Tujuannya supaya tepung yang dikemas benar-benar halus dan siap dikonsumsi. Tepung ini selanjutnya dikemas per 300 gr. Dan tepung yang diberi label ‘Padma’ ini pun siap dipasarkan. Meski terbilang usaha baru, namun produksinya dapat dijumpai di Yogyakarta, Magelang, dan Semarang.
Selain tepung mata beras, Bu Djuwahir juga memproduksi tepung mata beras merah dan hitam, bekatul beras merah (dan putih) organik, tepung susu kedelai organik, tepung susu kacang hijau organik, beras organik. Semua produksi ini dapat diperoleh di Kebonsari atau via nomor (0293) 363693. # blk
Mohon maaf, sudah beberapa hari ini no telp yang tertera pada artikel diatas, tidak bisa dihubungi. apabila ada yang membutuhkan informasi, bisa menghubungi 081328651818, atau 081903821818. Terimakasih.
BalasHapusa.n. Ibu Djuwahir.
sekarang no telp 0293363693 sudah normal kembali. tks
BalasHapus